
Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Padi dan Aplikasi Pupuk Phonska Cair
Tabanan, 12 Juni 2025 — Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Bali terus mengawal peningkatan produktivitas padi melalui kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman dan aplikasi pupuk di lokasi uji efektivitas Phonska Cair, Subak Adeng, Desa Tegaljadi, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama BRMP Bali dengan PT Petrokimia Gresik. Selain itu merupakan salah satu upaya BRMP Bali untuk memastikan efektivitas pemupukan dan kesehatan tanaman, sekaligus memberikan pembelajaran lapangan kepada petani dalam menghadapi permasalahan pertanaman.
Pada kegiatan pengamatan tanaman dan aplikasi pupuk kali ini, Kepala BRMP Bali, Dr. drh. I Made Rai Yasa, MP., turun langsung memimpin timnya. Pada keterangannya, ia menyampaikan bahwa tanaman padi yang diamati saat ini telah berumur 35 Hari Setelah Tanam (HST). “Kegiatan hari ini meliputi aplikasi pupuk susulan dan pupuk cair sesuai perlakuan. Selain itu, kami juga melakukan pengamatan fase vegetatif yang mencakup jumlah anakan, tinggi tanaman, serta pengamatan awal terhadap potensi serangan hama dan penyakit,” ujarnya.
Lebih lanjut, Penyuluh Pertanian Ahli Madya BRMP Bali, I Wayan Sunanjaya, menambahkan adanya gejala fisiologis pada tanaman padi yang perlu menjadi perhatian. “Pada umur 35 HST, kami menemukan sebagian tanaman menunjukkan gejala daun menguning, dimulai dari ujung dan pinggir daun ke arah tengah. Akar tanaman di bagian tersebut juga tampak berwarna coklat kehitaman, sedangkan bagian yang masih hijau menunjukkan akar putih dan sehat. Ini menandakan adanya gangguan fisiologis, bukan infeksi hama atau penyakit,” jelasnya.
Menurutnya, gejala yang sering disebut sebagai penyakit non infeksius atau daun andongan (istilah bali) ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain penguraian bahan organik dalam tanah yang belum sempurna, pH tanah yang rendah (di bawah 6), dan penggunaan pupuk Urea yang berlebihan. “Penanganannya perlu dilakukan segera melalui pengeringan lahan, pemberian kapur pertanian untuk menetralisir pH, dan aplikasi pupuk yang mengandung unsur mikro,” tambah Sunanjaya.
(Eko)